Contemporary
worlds
Indonesia

Individual + collective

Individu dan Kolektif

Seniman kontemporer umumnya hidup dan berkarya di area geografis berbeda-beda, sering menjelajahi dunia, dan terbantu oleh akses digital ke berbagai bidang kreatif. Dengan begini, mereka terhubung sekaligus membentuk dunia kontemporer kita. Sebuah survei terhadap praktik seni di Indonesia era pasca-Reformasi mengungkap usaha untuk meninggalkan obsesi tentang identitas nasional dan isu-isu sosio-politik di era terdahulu. Seniman Indonesia masa kini lebih memilih terlibat secara kritis dengan fenomena terkini dan isu global.

Tubuh dan psikis seseorang sebagai bagian terpisah, namun juga berfungsi di dalam massa global dieksplorasi Melati Suryodarmo dalam pertunjukan dan instalasinya yang berjudul Transaction of hollows. Sepanjang empat jam, tubuh berseragam Melati melakukan praktik intens melepaskan panah dari gendawa, menarik panahnya, menetapkan sasaran, dan menembakkannya. Begitu terus berulang-ulang. Fokus intens dan laku fisik berulang-ulang si pemanah menuntut keheningan kolektif. Penonton yang diharuskan diam menjadi sadar bahwa karya ini menciptakan serangkaian gelombang suara yang tumpang tindih: bentang bebunyian di dalam tubuh mereka sendiri, gerakan penonton yang tidak disengaja, dan—lewat 800 panah yang ditembakkan berulang-ulang ke tembok yang tipis—suara kayu terbelah yang menggema ke seluruh galeri. Kesadaran yang meningkat tentang batasan-batasan tubuh menjadi kian penting saat seorang individu dihempaskan menjadi sebuah kolektif. Kita harus waspada sekaligus diam; kita harus tetap tenang sehingga tidak menciptakan panik; tubuh kita mesti bergerak sebagai bagian dari kolektif dan menghindar dari jalur penampil, terus menerus bergeser posisi agar tidak menyebabkan cedera serius.

Transaction of hollows adalah interaksi rumit antara bunyi dan keheningan, bentang bebunyian yang bersifat pribadi dan publik, dan dialog spontan antara individu dan kolektif. Dengan cara mengkonfrontasi setiap audiens dengan bentang bebunyian psikologis mereka sendiri, sang seniman menyediakan sarana bagi kita untuk menempel dan melepas diri dari kelompok. Kita jadi mampu menerima dan merespons bunyi kehadiran kita di dalam dan sebagai bagian dari sebuah momen kontemporer.